Sabtu, 12 Desember 2015

Konsep dan Metode Desinfeksi


ARI GUNAWAN - KONSEP DAN METODE DESINFEKSI
KONSEP DAN METODE DESINFEKSI
by: Ari Gunawan


BAB I
PENDAHULUAN


A.      Latar Belakang
Lingkup bidang keperawatan memberikan asuhan keperawatan baik pada pasien yang berisiko terinfeksi atau telah terinfeksi. Pengetahuan mengenai bagaimana terjadinya infeksi sangat penting dikuasai untuk membatasi dan mencegah terjadinya penyebaran infeksi. Selain itu diperlukan juga cara untuk mengurangi atau bahkan mengatasi infeksi tersebut secara keseluruhan.
Sejalan dengan itu, program patient safety yang sekarang sedang digalakkan oleh semua rumah sakit, dimana salah satu tujuan patient safety yaitu untuk melindungi pasien dari penularan infeksi yang bisa saja terjadi. Oleh sebab itu perlu tindakan untuk pencegahan infeksi.
Beberapa tindakan pecegahan infeksi yang dapat dialakukan adalah sebagai berikut.
1.  Aseptik, yaitu tindakan yang dilakukan dalam pelayanan kesehatan, istilah ini dipakai untuk menggambarkan semua usaha yang dilakukan untuk mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh yang kemungkinan besar akan mengakibatakan infeksi. Tujuan akhirnya dalah menggurangi atau menghilangkan jumlah mikroorganisme, baik pada permukaan benda hidup maupun benda mati agar alat-alat kesehatan dapat dengan aman digunakan.
2.    Antiseptik, yaitu upaya pencegahan infeksi dengan cara membunuh atau menghambat perubahan mikroorganisme pada kulit dan jaringan tubuh lainnya.
3.     Dekontaminasi, tindakan yang dilakukan agar benda mati dapat ditangani oleh petugas kesehatan secara aman, terutama petugas pembersihan medis sebelum pencucian dilakukan. Contohnya adalah meja pemeriksaan, alat-alat kesehatan, dan sarung tangan yang terkontaminasi oleh darah atau cairan tubuh disaat prosedur bedah/tindakan dilakukan.
4.    Pencucian, yaitu tindakan menghilangkan semua darah, cairan tubuh, atau setiap benda asing seperti debu dan kotoran.
5.    Sterilisasi, yaitu tindakan menghilangkan semua mikroorganisme (bakteri , jamur, parasit, dan virus) termasuk bakteri endospora dari benda mati.
6.    Desinfeksi, yaitu tindakan menghilangkan sebagian besar(tidak semua) mikroorganisme penyebab penyakit dari benda mati. Desinfeksi tingkat tinggi dilakukan dengan merebus atau menggunakan larutan kimia. Tindakan ini dapat menghilangkan semua mikroorganisme, kecuali beberapa bakteri endospora
Pada makalah ini, kami akan membahas secara spesifik mengenai salah satu tindakan pencegahan infeksi yaitu tindakan desinfeksi.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, masalah dalam makalah ini dirumuskan menjadi enam pertanyaan.
1.      Apa yang dimaksud dengan desinfeksi?
2.      Apa saja jenis desinfeksi?
3.      Bagaimana cara desinfeksi?
4.      Apa saja macam desinfektan?
5.      Bagaimana cara kerja desinfektan?
6.      Bagaimana cara membuat larutan desinfektan?

C.    Tujuan
Berdasarkan latar belakang, tujuan makalah ini yaitu untuk mengetahui:
1.      apa yang dimaksud dengan desinfeksi;
2.      jenis desinfeksi;
3.      cara desinfeksi;
4.      macam-macam desinfektan;
5.      cara kerja desinfektan;
6.      cara membuat larutan desinfektan.





BAB II
PEMBAHASAN

A.      Desinfeksi
Desinfeksi adalah proses pembuangan semua mikroorganisme patogen pada objek yang tidak hidup dengan pengecualian pada endospora bakteri (A. Aziz Alimul H., 2012). Desinfeksi juga dikatakan suatu tindakan yang dilakukan untuk membunuh kuman patogen dan apatogen tetapi tidak dengan membunuh spora yang terdapat pada alat perawatan ataupun kedokteran. Desinfeksi dilakukan menggunakan bahan desinfektan melalui cara mencuci, mengoles, merendam dan menjemur dengan tujuan mencegah terjadinya infeksi dan mengondisikan alat dalam keadaan siap pakai.
Kemampuan desinfeksi ditentukan oleh waktu sebelum pembersihan objek, kandungan zat organik, tipe dan tingkat kontaminasi mikroba, konsentrasi dan waktu pemaparan, kealamian objek, suhu dan derajat keasaman (pH).
B.    Jenis Desinfeksi
1.      Desinfeksi Tingkat Tinggi
Desinfeksi tingkat tinggi (DTT) dapat membunuh semua organisme kecuali spora bakteri. Teknik DTT dapat digunakan pada alat-alat medis. DTT dapat dilakukan dengan merebus, mengukus atau menggunakan bahan kimia.
a.       DTT dengan merebus
  1. 1)  Mulai menghitung waktu saat air mulai mendidih
    2)      Merebus selama 20 menit dalam panci tertutup
    3)      Seluruh alat harus terendam
    4)      Jangan menambah alat apapun ke air mendidih
    5)      Pakai alat sesegera mungkin atau simpan dalam wadah tertutup dan kering yang telah di DTT, maksimal satu minggu
b.      DTT dengan mengukus
1)      Kukus alat selama 20 menit 
2)      Kecilkan api sehingga air tetap mendidih 
3)      Waktu dihitung mulai saat keluarnya ua
4)      Jangan pakai lebih dari 3 panci uap 
5)      Keringkan dalam kontainer DTT

c.       DTT dengan kimia
1)      Desinfektan kimia untuk DTT 
2)      Klorin 0,1%, Formaldehid 8%, Glutaraldehid 2% 
3)      Lakukan dekontaminasi dengan cuci dan dibilas lalu keringkan 
4)      Rendam semua alat dalam larutan desinfektan selama 20 menit 
5)      Bilas dengan air yang telah direbus dan dikeringkan di udara 
6)      Segera pakai atau disimpan dalam kontainer yang kering dan telah di DTT

2.      Desinfeksi Tingkat Sedang
Desinfeksi tingkat sedang dapat membunuh bakteri, kebanyakan jamur kecuali spora bakteri. Desinfeksi tingkat sedang jarang dipakai di rumah sakit, namun bisa diterapkan di rumah untuk mendesinfeksi peralatan dapur.
3.      Desinfeksi Tingkat Rendah
Desinfeksi tingkat rendah dapat membunuh kebanyakan bakteri, beberapa virus dan beberapa jamur tetapi tidak dapat membunuh mikroorganisme yang resisten seperti basil tuberkel dan spora bakteri. Teknik ini tidak digunakan di rumah sakit, namun dapat diterapkan untuk mendesinfeksi perabot rumah tangga.
 
C.    Cara Desinfeksi
Menurut A. Aziz Alimul H. (2012), desinfeksi dapat dilakukan dengan empat cara, yaitu sebagai berikut.
1.      Cara desinfeksi dengan mencuci
Prosedur kerja: 
a.   Cucilah tangan dengan sabun lalu bersihkan, kemudian siram atau membasahi dengan  alkohol 70% 
b.   Cucilah luka dengan H2O2, betadine, atau larutan lainnya 
c.   Cucilah kulit/jaringan tubuh yang akan dioperasi dengan yodium tinktur 3%, kemudian dengan alkohol. 
d.      Cucilah vulva dengan larutan sublimat atau larutan sejenisnya.
2.      Cara desinfeksi dengan mengoleskan
Prosedur kerja: 
a.  Oleskan luka dengan merkurokrom atau bekas luka jahitan menggunakan alkohol atau betadine
3.      Cara desinfeksi dengan merendam
Prosedur kerja: 
a.       Rendamlah tangan dengan larutan lisol 0,5% 
b.      Rendamlah peralatan dengan larutan lisol 3-5% selama 2 jam 
c.       Rendamlah alat tenun dengan lisol 3-5% kurang lebih 24 jam
4.      Cara desinfeksi dengan menjemur
Prosedur kerja: 
a.     Jemurlah kasur, tempat tidur, urinal, pispot, dan lain-lain dengan masing-masing permukaan selama 2 jam
D.    Macam-macam Desinfektan
Desinfektan merupakan bahan kimia yang digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi dengan membunuh jasad renik (bakterisid), terutama pada benda mati. Disenfektan yang tidak berbahaya bagi permukaan tubuh dapat digunakan dan bahan ini dinamakan antiseptik. Antiseptik adalah zat yang dapat menghambat atau menghancurkan mikroorganisme pada jaringan hidup, sedangkan desinfektan digunakan pada benda mati. Disinfektan dapat pula digunakan sebagai antiseptik atau sebaliknya tergantung dari toksisitasnya. Proses desinfeksi dapat menghilangkan 60% - 90% jasad renik. Desinfektan digunakan secara luas untuk sanitasi baik di rumah tangga, laboratorium, dan rumah sakit.
Banyak bahan kimia yang dapat berfungsi sebagai desinfektan. Berdasarkan gugus yang dikandungnya, desinfektan dapat dikelompokkan sebagai berikut.
1.       Golongan aldehid atau golongan pereduksi, yaitu bahan kimia yang mengandung gugus –COH
2.      Golongan alkohol, yaitu senyawa kimia yang mengandung gugus –OH
3.      Golongan halogen atau senyawa terhalogenasi, yaitu senyawa kimia golongan halogen atau yang mengandung gugus-X
4.      Golongan fenol dan fenol terhalogenasi
5.      Golongan garam amonium kuarterner
6.      Golongan pengoksidasi
7.      Golongan biguanida.
Berdasarkan kemampuannya membunuh virus HIV dan Hepatitis B, desinfektan dapat dikelompokkan menjadi dua golongan yaitu sebagai berikut.
1.  Golongan pertama, yaitu desinfektan yang tidak dapat membunuh virus HIV dan Hepatitis B. Contoh desinfektan golongan ini adalah Klorhexidine (Hibitane, Savlon), Cetrimide (Cetavlon, Savlon) dan Fenol-fenol (Dettol). Klorheksidine dan cetrimide dapat digunakan sebagai desinfektan kulit. Fenol-fenol dapat digunakan untuk membersihkan lantai dan perabot seperti meja dan almari namun penggunaan air dan sabun sudah dianggap memadai. 
      Desinfektan golongan ini tidak aman digunakan untuk: 
       a.      Membersihkan cairan tubuh (darah, feses, urin dan dahak). 
      b.   Membersihkan peralatan yang terkena cairan tubuh misalnya sarung tangan yang terkena    darah.

2.   Golongan kedua yaitu desinfektan yang dapat membunuh virus HIV dan Hepatistis B. Desinfektan golongan ini dapat dikelompokkan lagi menjadi: 
     a.     Desinfektan yang melepaskan klorin. Contohnya yaitu Natrium hipoklorit (pemutih), Kloramin (Natrium tosilkloramid, Kloramin T), Natrium Dikloro isosianurat (NaDDC), Kalsium hipoklorit (soda terklorinasi, bubuk pemutih) 
      b.      Desinfektan yang melepaskan Iodine, misalnya Povidone Iodine (Betadine, Iodine lemah)

Desinfektan yang dapat digunakan sebagai antiseptik yaitu sebagai berikut.
1.      Alkohol 60-90% (etil, atau isopropyl)
2.      Klorheksidin glukonat 2-4% (Hibiclens, Hibiscrub, Hibitane).
3.      Klorheksidin glukomat dan setrimide, dalam berbagai konsetrasi (Savlon).
4.      Yodium 3%, yodium dan produk alkohol berisi yodium atau tincture (yodium tinktur).
5.      Iodofor 7,5-10% berbagai konsentrasi (Betadine atau Wescodyne).
6.      Kloroksilenol 0,5-4% (para kloro metaksilenol atau PCMX) berbagai konsentrasi (Dettol).
7.      Triklosan 0,2-2%
Bahan-bahan tersebut memiliki karakteristik masing-masing dalam membunuh mikroorganisme. Karakteristik tersebut akan dijelaskan melalui tabel  berikut.

Tabel 1  Aktivitas Mikrobiologis


Kelompok desinfektan
Bakteri gram positif
Bakteri gram negatif terbanyak
TB
Virus
Jamur
Endospora
Tindakan kecepatan relatif
Alkohol 60-90%
Sangat baik
Sangat baik
Sangat baik
Sangat baik
Sangat baik
Nihil
Cepat
Klorheksidin 2-4%
Sangat baik
Baik
Sedang
Sangat baik
Sedang
Nihil
Sedikit
Iodin 3%
Sangat baik
Sangat baik
Sangat baik
Sangat baik
Baik
Sedang
Ditandai
Iodofor 7,5-10% (betadine)
Sangat baik
Sangat baik
Sedang
Baik
Baik
Nihil
Sedang
Para-kloro Metaksilenol (PCMX) 0,5-4%
Baik
Sangat baik
Sedang
Baik
Tidak diketahui
Tidak diketahui
Lambat
Triklosan 0,2-2%
Sangat baik
Baik
Sedang
Sangat baik
Nihil
Tidak diketahui
Minim
 

Tabel 2 Kegunaan Potensial
Kelompok desinfektan
Terinfeksi bahan organik
Basuh operasi
Persiapan kulit
Keterangan
Alkohol 60-90%
Cukup
Ya
Ya
Tidak digunakan pada selaput lendir. Tidak baik untuk pembersihan kulit, tidak bertahan lama
Klorheksidin 2-4%
Sedikit
Ya
Ya
Punya daya tahan yang bagus, beracun untuk mata dan telinga
Iodin 3%
Ditandai
Tidak
Ya
Tidak digunakan pada selaput lendir. Bisa membakar kulit, hilang setelah beberapa menit
Iodofor 7,5-10% (betadine)
Cukup
Ya
Ya
Bisa digunakan pada selaput lendir
Para-kloro Metaksilenol (PCMX) 0,5-4%
Minim
Tidak
Ya
Menembus pada kulit, jangan digunakan pada bayi baru lahir
Triklosan 0,2-2%
Minim
Ya
Tidak
Penerimaan pada tangan bervariasi

Setiap desinfektan memiliki keuntungan dan kerugian. Berikut ini akan dijelaskan keuntungan dan kerugiannya.
1.      Alkohol
       Keuntungan :
  1.   a.  Cepat membunuh jamur dan bakteri termasuk mikrobakteri; isopropil alkohol membunuh sebagian besar virus, termasuk HBV dan HIV; etil alkohol membunuh semua jenis virus.
      b.  Walaupun alkohol tidak mempunyai efek membunuh yang persisten, pengurangan cepat mikroorganisme di kulit, melindungi organisme tumbuh kembali bahkan di bawah sarung tangan selama beberapa jam.
      c.      Relatif murah dan tersedia di mana-mana
Kerugian : 
a.   Memerlukan emulien (misalnya gliserin dan atau propilen glikol) untuk mencegah pengeringan kulit. 
b.    Mudah mengeringkan kulit. 
c.    Mudah diinaktivasi oleh bahan-bahan organik. 
d.    Mudah terbakar sehingga perlu disimpan di tempat dingin atau berventilasi baik. 
e.    Merusak karet atau lateks. 
f.    Tidak dapat dipakai sebagai bahan pembersih

2.      Klorheksidin Glukonat (CHG)
Keuntungan : 
a.      Antimikrobial spektrum luas. 
b.      Secara kimiawi aktif paling sedikit 6 jam. 
c.   Perlindungan kimiawi (jumlah mikroorganisme terhalang) meningkat dengan penggunaan ulang 
d.      Pengaruh material organik minimal. 
e.      Tersedia produk komersial, yang umum adalah dicampur dengan deterjen dan alkohol.
Kerugian : 
a.       Mahal dan tidak selalu tersedia. 
b.      Efek dikurangi atau dinetrelisasi oleh sabun, air ledeng, dan beberapa krim tangan. 
c.       Tidak efektif terhadap basil TBC, baik dan efektif melawan jamur. 
d.      Tidak dapat dipakai pada pH > 8 karena mengalami dekomposisi. 
e.       Hindari kontak dengan mata, karena dapat mengakibatkan konjungtivitis

3.      Larutan Yodium dan Iodofor
Keuntungan : 
a.       Efek antimokrobial spektrum luas. 
b.      Preparat yodium cair murah, efektif, dan tersedia di mana-mana. 
c.       Tidak mengiritasi kulit atau selaput lendir, dan ideal untuk pembersihan vaginal. 
d.      Larutan 3% tidak menodai kulit.
Kerugian : 
a.       Efek antimikrobial lambat atau perlahan. 
b.      Iodofor mempunyai efek residual yang kecil. 
c.       Cepat diinaktivasi oleh material organik seperti darah atau dahak. 
d.    Yodium tinktur atau cairan dapat mengiritasi kulit dan harus dibersihkan dari kulit sesudah kering (pakai alkohol). 
e.    Absorpsi yodium bebas melalui kulit dan selaput lendir dapat mengakibatkan hiptiroidisma pada bayi baru lahir. Oleh karena itu batasi pemakaiannya (Newman 1989). 
f.       Reaksi alergi terhadap iodin dan iodofor dapat terjadi, jadi cek riwayat alergi

4.      Kloroheksilenol
Keuntungan : 
a.       Aktivitas bersepektrum luas. 
b.      Hanya sedikit efeknya terhadap materi organik. 
c.       Efek residu tahan sampai beberapa jam. 
d.      Minimal efek oleh bahan organik.
Kerugian : 
a.     Diinaktivasi oleh sabun (surfaktan nonionik), penggunaan untuk persiapan kulit berkurang. 
b.  Tidak boleh digunakan pada bayi baru lahir, karena dapat menyerap dengan cepat dan potensial  meracuni. 

5.      Triklosan
Keuntungan : 
a.       Aktivitas berspektrum luas. 
b.      Persistensi sangat bagus. 
c.       Sedikit efeknya oleh bahan organik.
Kerugian : 
a.       Tidak ada efeknya terhadap Paeruginosa atau baksil gram negatif lain. 
b.      Bakteriostatik (hanya mencegah pertumbuhan)

Kriteria desinfektan yang ideal adalah bekerja dengan cepat untuk menginaktivasi mikroorganisme pada suhu kamar; aktivitasnya tidak dipengaruhi oleh bahan organic, pH, temperature dan kelembaban; tidak toksik pada hewan dan manusia; tidak bersifat korosif; tidak berwarna dan meninggalkan noda; tidak berbau; bersifat biodegradable/mudah diurai; larutan stabil; mudah digunakan dan ekonomis; serta aktivitasnya berspektrum luas.

E.    Cara Kerja Desinfektan
              Menurut  prosesnya, cara kerja desinfektan yaitu sebagai berikut.
1.   Denaturasi protein mikroorganisme, yaitu dengan mengubah struktur mikroorganisme hingga sifat-sifat khasnya hilang.

2.      Pengendapan protein dalam protoplasma (zat-zat halogen, fenol, alcohol, dan garam logam).

3.      Oksidasi protein(Oksidanasia).

4.      Mengganggu sistem dan proses enzim (zat-zat halogen, alkohol ,dan garam logam).

5.      Modifikasi dinding sel atau membran sitoplasma (desinfektasi dengan aktivitas permukaan).



F.     Cara Membuat Larutan Desinfektan

Berikut ini adalah cara membuat larutan desinfektan dengan bahan berupa sabun, lisol/kreolin, dan savlon.

1.      Sabun
    Alat/bahan: 
  1. a.       Sabun padat/krim/cair
    b.      Gelas ukuran
    c.       Timbangan
    d.      Sendok makan
    e.       Alat pengocok
    f.       Air panas/hangat dalam tempatnya 
    g.   Baskom
    Prosedur kerja:
    a.       Masukkan 4 gram sabun padat atau krim ke dalam 1 liter air panas/hangat, kemudian diaduk sampai larut.
    b.      Masukkan 3 cc sabun cair ke dalam 1 liter air panas/hangat kemudian diaduk sampai larut.
    Larutan ini dapat digunakan untuk mencuci tangan atau peralatan medis. 

2.      Lisol dan kreolin
    Alat/bahan:
  1. a.       Larutan lisol/kreolin
    b.      Gelas ukuran
    c.       Baskom berisi air 
    Prosedur kerja:
    a.    Masukkan larutan lisol/kreolin 0,5% sebanyak 5 cc ke dalam 1 liter air. Larutan ini dapat digunakan untuk mencuci tangan.
    b.      Masukkan larutan lisol/kreolin 2% sebanyak 20 cc atau larutan lisol/kreolin 3% sebanyak 30 cc ke dalam 1 liter air. Larutan ini dapat digunakan untuk merendam peralatan medis.

    3.  Savlon
     Alat/bahan:
    a.       Savlon
    b.      Gelas ukuran
    c.       Baskom berisi air secukupnya 
    Prosedur kerja:
    a.       Masukkan larutan savlon 0,5% sebanyak 5 cc ke dalam 1 liter air
    b.      Masukkan larutan savlon 1% sebanyak 10 cc ke dalam 1 liter air.

    Adapun rumus yang dapat digunakan untuk membuat larutan desinfektan yaitu sebagai berikut.
    Jumlah bagian (JB) air =  % larutan konsentrat / % larutan  yang diinginkan - 1
    JB air = 5,0 % / 0,5 % - 1 = 10 - 1 = 9
    Jadi tambahkan 9 bagian air (air tidak perlu dimasak) ke dalam 1 bagian larutan klorin konsentrat. Dapat disimpulkan bahwa terdapat rumus 9 : 1 (air : klorin).
    Contoh soal:
    1.      Buat larutan klorin 0,5% sebanyak 500cc
    2.      Buat larutan klorin 0,5% sebanyak 1 liter
    Jawab:
    1.     Air = 9 / 10 x 500cc = 450cc
                                                       
    Klorin = 1 / 10 x 500cc = 50cc

    2.      1 liter = 1000cc
    Air =  9 / 10 x 1000cc = 900cc

    Klorin = 1 /10 x 1000cc = 100cc
                                                                    

    BAB III
    PENUTUP

    A.    Simpulan
    Berdasarkan penjelasan pada bab II dapat disimpulkan sebagai berikut.
    1.   Desinfeksi adalah proses pembuangan semua mikroorganisme patogen pada objek yang tidak hidup dengan pengecualian pada endospora bakteri.
    2.  Berdasarkan jenisnya, desinfeksi dibagi menjadi tiga yaitu desinfeksi tingkat tinggi, desinfeksi tingkat sedang dan desinfeksi tingkat rendah.
    3.     Desinfeksi dapat dilakukan dengan empat cara, yaitu cara desinfeksi dengan mencuci, cara desinfeksi dengan mengoleskan, cara desinfeksi dengan merendam dan cara desinfeksi dengan menjemur.
    4.   Berdasarkan gugus yang dikandungnya, desinfektan dapat dikelompokkan menjadi golongan aldehid atau golongan pereduksi, golongan alcohol, golongan halogen atau senyawa terhalogenasi, golongan fenol dan fenol terhalogenasi, golongan garam amonium kuarterner, golongan pengoksidasi dan golongan biguanida. Sedangkan berdasarkan kemampuannya membunuh virus HIV dan Hepatitis B, desinfektan dapat dikelompokkan menjadi golongan pertama, yaitu desinfektan yang tidak dapat membunuh virus HIV dan Hepatitis B dan golongan kedua yaitu desinfektan yang dapat membunuh virus HIV dan Hepatistis B
    5.     Cara kerja desinfektan menurut prosesnya yaitu dengan denaturasi protein mikroorganisme, pengendapan protein dalam protoplasma, oksidasi protein, mengganggu sistem dan proses enzim, dan modifikasi dinding sel atau membran sitoplasma
    6.   Cara membuat larutan desinfektan dengan bahan berupa sabun, lisol/kreolin, dan savlon terlampir pada bab II. 

    B.     Saran
    Berdasarkan uraian pada bab II, penulis mengusulkan saran kepada pihak terkait sebagai berikut.
    1.   Kepada semua pihak yang terkait di pelayanan kesehatan baik klinik, puskesmas, rumah sakit dan lain-lain, agar menerapkan metode desinfeksi sesuai prosedur untuk mencegah terjadinya penularan infeksi. Karena angka penularan infeksi merupakan salah satu indikator penerapan patient safety.
     

    DAFTAR PUSTAKA

    Hidayat, A. Aziz Alimul. 2012. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
    Http://ahmadmuzaki47.blogspot.co.id. 2011. Desinfeksi.Diunduh 15 Oktober 2015. Pukul 16.00 WIB.
    Http://www.scribd.com. Desinfeksi, Sterilisasi, Aseptik dan Antiseptik. Diunduh 15 Oktober 2015. Pukul 16.05 WIB.
    Http://darjonersacademy.blogspot.co.id. 2011. Sekilas Tentang Desinfeksi dan Antiseptik. Diunduh 27 Oktober 2015. Pukul 15.00 WIB.
    Http://dr-suparyanto.blogspot.co.id. 2011. Konsep Desinfektan. Diunduh 27 Oktober 2015. Pukul 15.00 WIB.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar