Jumat, 08 Januari 2016

Satuan Acara Penyuluhan Hipertensi



SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik                          : Penyuluhan Hipertensi
Hari/Tanggal             : Minggu,  10 Januari 2015
Waktu Pertemuan     : 40 Menit
Tempat                       : Balai Kelurahan Cimanuk, Surabaya
Sasaran                      : Bapak/Ibu RT 1 Kelurahan Cimanuk Surabaya

A.      Tujuan
1.      TIU (Tujuan Instruksional Umum)
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan bapak/ibu RT 1 Kelurahan Cimanuk Surabaya dapat mengetahui konsep dasar hipertensi, pencegahan dan penanganan hipertensi sejak dini dengan tepat.
2.      TIK (Tujuan Instruksional Khusus)
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, diharapkan  bapak/ibu RT 1 Kelurahan Cimanuk Surabaya dapat :
a.       Memahami pengertian hipertensi dengan benar secara mandiri
b.      Mengetahui klasifikasi hipertensi dengan benar
c.       Mengetahui penyebab hipertensi dengan benar
d.      Mengetahui tanda dan gejala hipertensi dengan benar
e.       Mengetahui komplikasi yang terjadi pada penderita hipertensi dengan benar
f.       Memahami penatalaksanaan hipertensi dengan benar
g.      Mengetahui pencegahan hipertensi dengan benar

B.       Sub Pokok Bahasan
1.    Pengertian hipertensi
2.    Klasifikasi hipertensi
3.    Penyebab hipertensi
4.    Tanda dan gejala hipertensi
5.    Komplikasi pada penderita hipertensi
6.    Penatalaksanaan hipertensi
7.    Pencegahan terjadinya hipertensi

C.      Pengorganisasian
1.    Moderator       : Dwiyantona
2.    Penyaji             : Ari Gunawan
3.    Observer          : Wikryantana
4.    Fasilitator        : Pakis Saputra
5.    Pembimbing    : Willi Kresnanda S.Kep., M.Kes.

D.      Metode    : Ceramah, Diskusi dan Tanya Jawab.

E.       Media      : leaflet, LCD Proyektor (PPT).

F.       Kegiatan Penyuluhan
Tahap/waktu
Kegiatan Penyajian
Kegiatan Sasaran
Metode
Media
Pembukaan (5 menit)
1.      Meberikan salam
2.     Perkenalan dan kontrak waktu
3.     Doa pembuka
4.     Menyampaikan tujuan penyuluhan
5.     Menyampaikan ruang lingkup materi yang akan disampaikan dan metode yang akan digunakan
6.     Menggali pengetahuan peserta tentang hipertensi

1.    Menjawab salam
2.    Menyimak dan memperhatikan penyaji
3.    Peserta ikut berdoa
4.    Menjawab pertanyaan penyaji
Diskusi dan Tanya Jawab
-
Penyajian
 (15 menit)
1.     Menjelaskan isi materi tentang hipertensi meliputi:
-          Pengertian hipertensi.
-          Klasifikasi hipertensi
-          Penyebab hipertensi
-          Tanda dan gejala hipertensi
-          Komplikasi pada penderita hipertensi
-          Penatalaksanaan hipertensi
-          Pencegahan terjadinya hipertensi

1.     Peserta tenang
2.     Peserta mendengarkan materi yang disampaikan
3.    Peserta memperhatikan penyaji
4.    Peserta menjawab pertanyaan yang diajukan penyaji.
Ceramah
LCD Proyektor
(PPT)
Diskusi
(10 menit)
1.         Memberikan kesempatan pada peserta untuk menanyakan hal yang tidak dipahami

1.      Peserta aktif bertanya dan mengungkapkan pendapatnya
Diskusi dan Tanya Jawab
-
Penutup
(10 menit)
1.      Mengevaluasi secara verbal dengan cara menanyakan sub pokok bahasan materi yang telah disampaikan pada peserta
2.      Menyimpulkan hasil kegiatan
3.      Mengakhiri kegiatan dengan mengucapkan salam

1.      Peserta menjawab pertanyaan dengan tepat
2.      Peserta memperhatikan
3.      Peserta menjawab salam
Tanya Jawab dan Ceramah
Leaflet


G.    Evaluasi
Kriteria Hasil :
a.      Evaluasi struktur
SAP sudah siap sebelum kegiatan penyuluhan dilaksanakan. Penyuluhan dilakukan di balai Kelurahan Cimanuk, Surabaya. Pengorganisasian dilakukan pada hari sebelumnya, penyaji juga melakukan persiapan pengetahuan dengan membaca literature yang didapat dari perkuliahan.
b.      Evaluasi proses
Peserta antusias terhadap kegiatan penyuluhan dan tidak meninggalkan tempat sebelum kegiatan penyuluhan selesai.
c.       Evaluasi hasil
-          80% peserta dapat memahami dan menyebutkan kembali konsep dasar hipertensi yaitu pengertian, klasifikasi, penyebab, tanda dan gejala, komplikasi dengan tepat secara mandiri.
-          80% peserta dapat menyebutkan cara pencegahan dan penanganan hipertensi dengan benar secara mandiri.

DAFTAR HADIR


Nama Kegiatan         : Penyuluhan Hipertensi
Tanggal                      : Minggu,  10 Januari 2015
Jam                             : 08.30 – 09.30 WIB
Tempat                       : Balai Kelurahan Cimanuk Surabaya


NO

NAMA PESERTA

NOMOR TELEPON

ALAMAT

TTD


































































LAMPIRAN MATERI

A.    Definisi Hipertensi
Berikut ini adalah beberapa pengertian hipertensi menurut para ahli.
1.      Menurut Smith Tom (1995) dalam Padila (2013),  hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg.
2.      Menurut Ignatavicus (1994) dalam Wajan Juni Udjianti (2010), hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg yang terjadi pada seseorang pada tiga kejadian terpisah.
3.      Menurut WHO dalam Wajan Juni Udjianti (2010), batasan tekanan darah yang masih dianggap normal adalah 140/90 mmHg, sedangkan tekanan darah ≥ 160/95 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi.
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg.

B.     Klasifikasi Hipertensi
 Berikut ini adalah klasifikasi hipertensi menurut JNC 7 (2003) dalam Arif Muttaqin (2009).
Klasifikasi
Tekanan Sistolik (mmHg)
Tekanan Diastolik (mmHg)
Normal
<120
<80
Prehipertensi
120-139
80-89
Hipertensi stage I
140-150
90-99
Hipertensi stage II
>150
>100
Tabel 1. Klasifikasi Hipertensi

C.    Penyebab Hipertensi
Menurut Lany Gunawan (2001) dalam Padila (2013), hipertensi dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar yaitu:
1.      Hipertensi essensial  (hipertensi primer) yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya.
2.      Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain.
Hipertensi primer terdapat pada lebih dari 90% penderita hipertensi, sedangkan 10% sisanya disebabkan oleh hipertensi sekunder.
Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi primer. Berikut ini faktor yang menyebabkan terjadinya hipertensi primer menurut Padila (2013).
1.      Faktor keturunan
Dari data statistik terbuka bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi.
2.      Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah umur (jika umur bertambah maka TD meningkat), jenis kelamin (laki-laki lebih tinggi dari perempuan) dan ras (ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih)
3.      Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah konsumsi garam yang tinggi (melebihi dari 30 gr), kegemukan atau makan berlebih, stress dan pengaruh lain misalnya merokok, minum alkohol, minum obat-obatan (aphedrine, predrison, epineprin).
Sedangkan hipertensi sekunder dapat disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut (Wajan Juni Udjianti, 2013).
1.      Penggunaan kontrasepsi hormonal (estrogen)
Oral kontrasepsi yang berisi estrogen dapat menyebabkan hipertensi melalui mekanisme Renin-aldosteron-mediated volumeexpansion. Dengan penghentian oral kontrasepsi, tekanan darah normal kembali setelah beberapa bulan.
2.      Penyakit parenkim dan vaskular ginjal
Merupakan penyebab utama hipertensi sekunder. Hipertensi renovaskular berhubungan dengan penyempitan satu atau lebih arteri besar yang secara langsung membawa darah ke ginjal. Sekitar 90% lesi arteri renal pada klien dengan hipertensi disebabkan oleh arterosklerosis atau fibrous dysplasia (pertumbuhan abnormal jaringan fibrous). Penyakit parenkim ginjal terkait dengan infeksi, inflamasi ,dan perubahan struktur, serta fungsi ginjal.
3.      Gangguan endokrin
Disfungsi medulla adrenal atau korteks adrenal dapat menyebabkan hipertensi sekunder. Adrenal-mediated hypertension disebabkan kelebihan primer aldesteron, kortisol dan katekolamin. Pada aldosteronisme primer, kelebihan aldesteron menyebabkan hipertensi dan hipokalemia. Aldosteronisme primer biasanya timbul dari benign adenoma korteks adrenal. Pheochromocytomas pada medulla adrenal yang paling umum dan meningkatkan sekresi katekolamin yang berlebihan. Pada Sindrom Chusing, kelebihan glukokortikoid yang diekskresi dari korteks adrenal. Sindrom Chusing’s mungkin disebabkan oleh hiperplasi adrenokortikal atau adenoma adrenokortikal.
4.      Coarctation aorta
Merupakan penyempitan aorta kongenital yang mungkin terjadi beberapa tingkat pada aorta torasik aorta abdominal. Penyempitan menghambat aliran darah melalui lengkung aorta dan mengakibatkan peningkatan tekanan darah di atas area kontriksi.
5.      Neurogenic: tumor otak. Encephalitis, dan gangguan psikiatrik.
6.      Kehamilan.
7.      Luka bakar.
8.      Peningkatan volume intravaskuler.
9.      Merokok.
Nikotin dalam rokok merangsang pelepasan katekolamin. Peningkatan katekolamin meneyebabkan iritabilitaas miokardial, peningkatan denyut jantung, dan menyebabkan vasokontriksi, yang mana pada akhirnya meningkatkan tekanan darah.

D.    Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :
1.      Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.
2.      Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya, ini merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.

Menurut Rokhaeni (2001), manifestasi klinis beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu sebagai berikut.
1.      Peningkatan tekanan darah > 140/90 mmHg
2.      Sakit kepala
3.      Pusing / migraine
4.      Rasa berat ditengkuk
5.      Penyempitan pembuluh darah
6.      Sukar tidur
7.       Lemah dan lelah
8.       Nokturia
9.       Gelisah
10.  Sulit bernafas saat beraktivitas
11.  Mual dan muntah
12.  Kesadaran menurun

E.     Komplikasi
Adapun komplikasi yang dapat terjadi pada penyakit hipertensi adalah sebagai berikut.
1.      Penyakit pembuluh darah otak seperti stroke, perdarahan otak, transient ischemic attack (TIA).
2.      Penyakit jantung seperti gagal jantung, angina pectoris, infark miocard acut (IMA).
3.      Penyakit ginjal seperti gagal ginjal.
4.      Penyakit mata seperti perdarahan retina, penebalan retina, oedema pupil

F.     Penatalaksanaan
Penanganan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi 2 jenis yaitu sebagai berikut.
1.      Penanganan tanpa obat (non farmakologis)
Penanganan tanpa obat yang dapat dilakukan adalah :
            a.       Diet rendah garam/kolesterol/lemak jenuh  
            b.      Mengurangi asupan garam ke dalam tubuh.
            c.       Ciptakan keadaan rileks
Berbagai cara relaksasi seperti meditasi, yoga atau hipnosis dapat mengontrol sistem saraf yang akhirnya dapat menurunkan tekanan darah.
            d.      Melakukan olahraga seperti senam aerobik atau jalan cepat selama 30-45 menit sebanyak 3-4  kali seminggu.
            e.       Berhenti merokok dan mengurangi atau tidak mengkonsumsi minuman beralkohol.
2.      Penanganan dengan obat-obatan (farmakologis)
            a.       Diuretik
Obat-obatan jenis diuretik bekerja dengan cara mengeluarkan cairan tubuh (lewat kencing) sehingga volume cairan ditubuh berkurang yang mengakibatkan daya pompa jantung menjadi lebih ringan. Contoh obatnya adalah Hidroklorotiazid.
            b.       Penghambat simpatetik
Golongan obat ini bekerja dengan menghambat aktivitas saraf simpatis (saraf yang bekerja pada saat kita beraktivitas). Contoh obatnya adalah Metildopa, Klonidin dan Reserpin.
c.       Betabloker
Mekanisme kerja anti-hipertensi obat ini adalah melalui penurunan daya pompa jantung. Jenis betabloker tidak dianjurkan pada penderita yang telah diketahui mengidap gangguan pernapasan seperti asma bronkial. Contoh obatnya adalah Metoprolol, Propranolol dan Atenolol. Pada penderita diabetes melitus harus hati-hati, karena dapat menutupi gejala hipoglikemia (kondisi dimana kadar gula dalam darah turun menjadi sangat rendah yang bisa berakibat bahaya bagi penderitanya). Pada orang tua terdapat gejala bronkospasme (penyempitan saluran pernapasan) sehingga pemberian obat harus hati-hati.
            d.      Vasodilator
Obat golongan ini bekerja langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi otot polos (otot pembuluh darah). Obat yang termasuk dalam golongan ini adalah Prasosin, Hidralasin. Efek samping yang kemungkinan akan terjadi dari pemberian obat ini adalah sakit kepala dan pusing.
           e.       Penghambat ensim konversi Angiotensin
Cara kerja obat golongan ini adalah menghambat pembentukan zat Angiotensin II (zat yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah). Contoh obat yang termasuk golongan ini adalah Kaptopril. Efek samping yang mungkin timbul adalah batuk kering, pusing, sakit kepala dan lemas.
            f.       Antagonis kalsium
Golongan obat ini menurunkan daya pompa jantung dengan cara menghambat kontraksi jantung (kontraktilitas). Obat yang termasuk golongan ini adalah Nifedipin, Diltiasem dan Verapamil. Efek samping yang mungkin timbul yaitu sembelit, pusing, sakit kepala dan muntah.
            g.      Penghambat reseptor Angiotensin II
Cara kerja obat ini adalah dengan menghalangi penempelan zat Angiotensin II pada reseptornya yang mengakibatkan ringannya daya pompa jantung. Obat-obatan yang termasuk dalam golongan ini adalah Valsartan (Diovan). Efek samping yang mungkin timbul adalah sakit kepala, pusing, lemas dan mual.

Dengan pengobatan dan kontrol yang teratur, serta menghindari faktor resiko terjadinya hipertensi, maka angka kematian akibat penyakit ini bisa ditekan.

G.    Pencegahan
1.      Pencegahan primer
Pencegahan primer dilakukan pada individu yang belum menderita hpertensi. Tujuannya yaitu mencegah terjadinya hipertensi pada individu tersebut. Berikut ini adalah hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya hipertensi.
  a.  Mengatur diet agar berat badan tetap ideal dan untuk menjaga agar tidak terjadi hiperkolesterolemia, Diabetes Mellitus, dan sebagainya. Pengaturan diet sangat penting untuk mencegah hipertensi, berikut adalah diet yang perlu dilakukan.
1)      Makanan yang boleh dikonsumsi
a)      Sumber kalori
Beras, tales, kentang, macaroni, mie, bihun, tepung-tepungan, gula.
b)      Sumber protein hewani
Daging, ayam, ikan, semua terbatas kurang lebih 50 gram perhari, telur ayam, telur bebek paling banyak satu butir sehari, susu tanpa lemak.
c)      Sumber protein nabati
Kacang-kacangan kering seperti tahu, tempe, oncom.
d)     Sumber lemak
Santan kelapa encer dalam jumlah terbatas.
e)      Sayuran
Sayuran yang tidak menimbulkan gas seperti bayam, kangkung, buncis, kacang panjang, taoge, labu siam, oyong, wortel.

f)       Buah-buahan
Semua buah kecuali nangka, durian, hanya boleh dalam jumlah terbatas.
g)      Bumbu
Pala, kayu manis, asam, gula, bawang merah, bawang putih, garam tidak lebih 15 gram perhari.
h)      Minuman
Air putih, teh, jus buah.
2)      Makanan yang tidak boleh dikonsumsi
a)      Makanan yang banyak mengandung garam
-          Biscuit, krakers, cake dan kue lain yang dimasak dengan garam dapur atau soda.
-          Dendeng, abon, cornet beaf, daging asap, ikan asin, ikan pindang, sarden ikan teri, telur asin.
-          Keju, margarine dan mentega.
-          Makanan yang banyak mengandung kolesterol
-          Kurangi konsumsi makanan cepat saji dan makanan ringan karena banyak mengandung garam.
b)      Makanan dari bahan hewan seperti otak, ginjal, hati, limfa dan jantung.
c)      Makanan yang banyak mengandung lemak jenuh
-          Lemak hewani: Sapi, babi, kambing, susu jenuh, cream, keju, mentega.
-          Lemak nabati: Kelapa, minyak kelapa, margarine, alpokat.
d)     Makanan yang banyak menimbulkan gas
-          Kol, sawi, lobak, dll.
e)      Hindari minum kopi berlebih dan jangan mengkonsumsi minuman beralkohol.
    b.      Dilarang merokok atau menghentikan merokok.
    c.       Merubah kebiasaan makan sehari-hari dengan konsumsi rendah garam.
    d.      Melakukan exercise untuk mengendalikan berat badan.
    e.       Periksa tekanan darah secara teratur, terutama jika usia sudah mencapai 40 tahun.
2.      Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder dilakukan bila individu telah diketahui menderita hipertensi. Tujuannya adalah mencegah terjadinya keparahan dan komplikasi akibat hipertensi. Berikut ini adalah hal yang perlu dilakukan.
   a.   Pengelolaan secara menyeluruh bagi penderita baik dengan obat maupun dengan tindakan-tindakan seperti pada pencegahan primer.
   b.      Jangan menghentikan, mengubah, dan menambah dosis dan jenis obat tanpa petunjuk dokter.
   c.       Konsultasikan dengan petugas kesehatan jika menggunakan obat untuk penyakit lain karena ada obat yang dapat memperburuk hipertensi.
   d.      Harus dijaga supaya tekanan darahnya tetap dapat terkontrol secara normal dan stabil.
   e.       Faktor-faktor resiko penyakit jantung ischemik yang lain harus dikontrol.
   f.       Batasi aktivitas.



DAFTAR PUSTAKA

        Muttaqin, Arif. 2009. Pengantar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler: Pengantar dan Teori. Jakarta: Salemba Medika.
        Padila. 2013. Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam. Yogyakarta: Nuha Medika.
        Udjianti, Wajan Juni. 2010. Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba Medika. 
Http://lindamariani.blogspot.co.id. 2013. Makalah Tentang Penyakit Hipertensi. Diunduh 1 Januari 2016. Pukul 08.00 WIB. 
Http://lpkeperawatan.blogspot.co.id. 2013. Laporan Pendahuluan Hipertensi. Diunduh 1 Januari 2016. Pukul 08.00 WIB.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar